Tinggal dalam Yesus berarti bersatu dengan Yesus

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (Yoh 15:4)

Renungan
Yesus dalam Injil ini mengajak para mu-ridNya untuk membina relasi lebih mendalam dengan diriNya. Para murid tidak cukup hanya mengakui Yesus lewat baptisan, tinggal bersama Yesus dalam doa sesaat, menyertai Yesus dalam karya secara aksidental. Mereka harus tinggal tetap dalam Yesus agar menghasilkan buah.

Tinggal dalam Yesus berarti bersatu dengan Yesus. Kesatuan itu bisa terwujud dalam kesatuan pikiran, kehendak, rencana, kata-kata, misi, tindakan, dalam untung dan malang, dalam kegagalan dan kemenangan, dalam warta dan karya.  Kesatuan itu bagaikan kesatuan pokok anggur dan ranting-rantingnya. Ranting-ranting akan kehilangan hidup, kehilangan identitas, kehilangan kesempatan menyumbang buah, jika ia lepas dari pokok anggur.

Adakah kita tinggal dalam Yesus hanya sesaat atau secara tetap, yakni berusaha untuk sehati-sepikir, secita-cita, seperasaan, setindakan, semisi dengan Yesus selama ini?