MERAYAKAN LITURGI YANG MENGGEMBIRAKAN DAN MEMBEBASKAN

Harapan :
  • Petugas Liturgi tahu, paham, sadar dengan tugas-tugasnya.
  • Petugas Liturgi mampu, mau menyiapkan dan menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
  • Petugas Liturgi kreatif namun tetap dalam batas-batas pedoman Liturgi yang baku.
  • Adanya regenerasi petugas Liturgi di tingkat lingkungan dan paroki.
  • Ada pendidikan bagi umat, agar terlibat aktif dalam mengikuti perayaan ekaristi/ibadat.
Liturgi dalam Gerak Gereja
Liturgi dalam hidup Gereja (SC 10)
  • Gereja sbagai tubuh Kristus memiliki 5 kegiatan pokok dalam hidupnya.  Kegiatan-kegiatan tersebut adalah Liturgia (peribadatan), Kerygma (pewartaan), Diakonia (pelayanan), Martyria (kesaksian) dan Koinonia (paguyuban).
  • Sumber dan puncak dari seluruh kegiatan hidup Gereja tersebut adalah liturgy (Ekaristi).  Dikatakan dalam Sacrosanctum Concilium (Dokumen Konsili Vatikan II mengenai Liturgi Suci) – selanjutnya disingkat SC – artikel 10 bahwa LITURGI ITU PUNCAK YANG DITUJU OLEH KEGIATAN GEREJA, dan SERTA MERTA SUMBER SEGALA DAYA KEKUATANNYA.
  • Sebab usaha-usaha kerasulan mempunyai tujuan ini : supaya semua orang melalui iman dan Baptis menjadi putera-putera Allah, berhimpun menjadi satu, meluhurkan Allah di tengah Gereja, ikut serta dalam Korban dan menyantap perjamuan Tuhan.”
  • Kemudian kalimat berikutnya :”Liturgi mendorong umat beriman supaya sesudah dipuaskan dengan sakramen-sakramen Paskah menjadi SEHATI SEJIWA DALAM KASIH” dan “SUPAYA  MEREKA MENGAMALKAN DALAM HIDUP SEHARI-HARI APA YANG MEREKA PEROLEH DALAM IMAN”.

EKARISTI = PUNCAK & SUMBER SELURUH LITURGI
  • Liturgi bukan sekedar aturan berdoa, atau petunjuk tatacara ibadat, apa yang boleh dan apa yang tidak.
  • Liturgi adalah peristiwa: Allah datang menjumpai kita dan kita menyongsong kehadiran-Nya.  Di dalam perjamuan Ekaristi kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus sendiri.
  • Semua bidang liturgi, terutama Ekaristi merayakan kebersamaan dan hidup bersama Allah.
  • Semua bidang litrugi, terutama Ekarsti merayakan kebersamaan dan hidup bersama Allah.
  • Ekaristi adalah sumber dan sekaligus puncak seluruh perayaan liturgi, bahkan seluruh hidup kita (LG 11; SC 10).
Tingkatan Perayaan Ekaristi
  • HARI RAYA : mis. Natal, Paskah, tgl 15 Agustus, HR Tritungga, Kenaikan, Hati Kudus, dsb. (ada 3 bacaan, kemuliaan, syahadat) -> DISAMAKAN DENGAN HARI MINGGU
  • Tiap hari minggu
  • Peringatan wajib
  • Hari biasa
Makna Ekaristi Mingguan
  • Misa hari minggu menjadi misa umat
  • Itu kebiasaan jemaat kristen sejak mula
  • Minggu Dominggos (Port), Dominus (Lat). Jadi hari minggu = hari Tuhan, karena pada hari itu Tuhan bangkit.
  • Hari minggu bukan sekedar hari libur atau weekend saja
  • Merupakan perayaan seluruh umat untuk ketemu Tuhan dan sesama.



Unsur-unsur Dasar Liturgi
  • Tata ruang
  • Tata Gerak/Tata Tubuh
  • Keheningan
  • Musik
Tata Ruang
Perlu diperhatikan untuk :
  • Mengungkapkan kesatuan jemaat
  • Menunjang tata gerak
  • Mempermudah pelaksanaan tugas
Tata Gerak/Tata Tubuh
Mengungkapkan dan meningkatkan pengalaman batin
Memadukan jemaat
Membantu konsentrasi yang dilakukan jemaat

Tata Bahasa
Merupakan bagian terbesar, jenis dan fungsinya
  • Salam
  • Aklamasi
  • Doa
  • Ajakan
  • Pernyataan
Keheningan
Liturgi perlu perpaduan serasi antara :
  • Kata
  • Keheningan
  • Musik
  • Makna saat hening berbeda menurut tempatnya.
Musik
Music meduduki tempat istimewa dalam liturgy, khususnya nyanyian.  Music memuat kata-kata lebih bemakna dan ekspresif, lebih indah.

PERLENGKAPAN LITURGI
(PETUGAS, BUSANA, KELENDER, WARNA, ALAT-ALAT)

I. PETUGAS LITURGI
Imam
Misa hanya boleh dipimpin oelh pastor (ada yang menyebutnya room atau rama, atau pater).  Pastor yang sedang bertugas memimpin misa disebut dengan imam.  Sering kita jumpai ada beberapa pastor memimpin misa bersamaan.  Pemimpin utaa disebut SELEBRAN UTAMA, sedangkan yang lain disebut sebagai imam konselebran. Uskup, Paus, Kardinal pertama-tama adalah juga seorang Imam.

Pembagi Komuni
Pembagi komuni adalah seorang awam yang mendapat tugas khusus untuk membagikan komuni dalam sebuah misa.  Mereka biasa disebut asisten imam, prodiakon

Misdinar 
Misdinar juga sering disebut putra-putri altar, anak laki-laki aau perempuan yang sudah DIBAPTIS dan menerima KOMUNI PERTAMA.  Tugasnya membantu Imam selama misa berlangsung, misalnya, membawa buku misa, bahan persembahan, atau bila Imam memerlukan hal lain.

Lektor 
Lector adalah seorang awam yang bertugas membaca bacaan pertama dan kedua dalam misa.  Tidak ada batasan untuk lector, baik laki-laki dan perempuan bisa menjadi lector.  Bisa membaca dengan baik dan jelas sehingga umat yang mendengarkan dapat menangkap dengan baik isi bacaat tersebut.

Pemazmur 
Pemazmur juga termasuk dalam petugas liturgy yang ikut dalam perarakan dan mengenakan busana tertentu.  Tugas pemazmur adalah menyanyikan Mazmur Tanggapan dan Bait Pengantar Injil

Kelompok koor
Koor atau paduan suara bertugas menynyikan lagu-lagu yang diperlukan selama misa berlangsung.  Tujuannya abar misa yang kita rayakan terasa lebih indah dengan adanya nyanyian-nyanyian.  Nyanyian juga memiliki fungsi mengantar umat berdoa.  Maka tidak sembarang lagu bisa dipakai dalam misa.

II. TATA GERAK DALAM LITURGI
Tanda Salib
Membuat tanda salib, jari kita menyentuh dahi ketika mengucapkan “Bapa” pada dada saat mengucapkan “Putera”, pada pangkal lengan kiri ketika mengucapkan “Roh Kudus” dan pada pangkal lengan kanan ketika mengucapkan “Amin”.
Tanda salib mengingatkan kita akan kesengsaraan Kristus dan juga sekaligus mengingatkan kita akan kemenangan terhadap dosa.  Megningatkan kita akan karya penyelamatan-Nya.

Menebah DADA
Dilakukan saat berada dalam Ritus Tobat, yaitu saat mengucapkan “saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa”.  Gerakan ini meniru pemungut cukai yang berdosa dalam rumah ibadat (Luk 18:13).  Dengan menebah dada, kita mengungkapkan rasa sesal dan tobat kita,s erta adanya keinginan atau niat untuk membuat hati menjadi baru.

Berdiri 
Mengungkapkan KEGEMBIRAAN, KESIAPSDIAAN, PENGHORMATAN, PERHATIAN PADA KEHADIRAN TUHAN.  Caranya : tegak pada kedua kaki, bukan dengan bersandar pada salah satu kaki.  
Pada saat : Ritus Pembuka, saat Allelulia dinyanyikan, saat Injil dibacakan, mengucapkan syahadat, doa umat, doa persiapan persembahan sampai Kudus.

Menundukkan kepala membungkuk, berlutut
  • Mengungkapkan penghormatan kepada Tuhan atau pemimpin, sekaligus mengungkapkan ketidaklayakan kita.  
  • Kepada Imam, yang menghadirkan Kristus kita menundukkan kepala.  
  • Kepada Altar, kita membungkukkan badan. Kepada Sakramen Mahakudus di Tabernakel atau Monstran, kita berlutut.
  • Misdinar berlutut saat : Doa Syukur Agung, Anak Domba Allah, Ritus Tobat   
Duduk 
  • Mengungkapkan : kesiapsediaan umat untuk mendengarkan Sabda Tuhan (bacaan Kitab Suci, homili). Juga menunjukkan sikap tenang dan menanti, mendengarkan dan menghormati`
  • Cara duduk dengan punggung tegak, kaki sejajar tidak menumpangkan salah satu kaki ke kaki yang lain
  • Pada saat Bacaan I sampai II, homily, setelah menerima komuni, pengumuman.
III. BUSANA LITURGI
Siapa yang berhak Pakai Busana Liturgi 
Yang berhak memakai busana liturgi adalah mereka yang melayani altar, antara lain, Imam, Misdinar, Lektor, Pemazmur, Pembagi Komuni.  Koor dan petugas-petugas lain tidak mengenakan busana khusus.

Apa saja Busana Liturgi itu?

Alba
Pakaian putih (latin : alba = putih) panjang; symbol kesucian dan kemurnian yang seharusnya menaungi jiwa diakon/imam yang merayakan liturgy, khususnya Perayaan Ekaristi.   Juga boleh dipakai untuk pelayan altar lainnya, bahkan -meski tidak lazim- untuk lektor dan pemazmur.

Amik
adalah kain putih segi empat dengan dua tali di dua ujungnya atau ada juga model modern lain yang tidak segi empat dan tanpa tali.  Amik yang melingkari leher dan menutupi bahu dan pundak itu melambangkan pelindung embawa selamat (keutamaan harapan), yang membantu pemakainaya untuk mengatasi serangan setan. (PUMR 336)  


Single
Tali pengikat alba pada pinggang ini merupakan symbol nilai kemurnian hati (chastity) dan pengekangan diri.  Biasa berwarna putih atau sesuai dengan warna masa liturginya.  Biasanya single dipakai jika model alba membutuhkannya atau jika diapkai stola dalam (PUMR 336)


Jubah
Dipakai oleh Imam 


Superpli
Superpli merupakan pengganti alba, potongannya tidak sepanjang alba.  Berwarna putih.  Superpli tidak sampai mata kaki, cukup sebatas lutut dengan pergelangan tangan yang cukup lebar.


Stola 
Stola adalah semacam selendang panjang; symbol bahwa yang mengenakkan tugas resmi Gereja, terutama menyangkut tugas pengudusan (imamat).  Stola melambangkan otoritas atau kewenangan dalam pelayanan sacramental dan berkhotbah.


Kasula 
Kasula adalah busana khas untuk Imam, khususnya selebran dan konselebran utama, yang dipakai untuk memimpin Perayaan Ekaristi.  Kasula melambangkan cinta kasih dan ketulusan untuk melaksanakan tugas yang penuh pengorbanan diri bagi Tuhan.



Dalmatik
Dalmatik dikenaan setelah stola daikon.  Ini adalah busana resmi daikon takala bertugas melayani dalam Misa/Perayaan ekaristi, khususnya yang bersifat agung/meriah.  Busana ini melambangkan sukacita dan kebahagiaan yang merupakan buah-buah dari pengabdiannya kepada Allah.


Velum
Velum adalah semacam kain putih/kuning/emas lebar yang dipakai pada punggung ketika membawa Sakramen Mahakudus.  Velum untuk tongkat dan mitra uskup itu biasanya berwarna putih saja


PLUVIALE
Ini semacam mantel panjang (latin pluvial = hujan) yang digunakan di luar Perayaan ekaristi dan dalam perarakan liturgis.  Kita bisa melihatnya-mesi sudah jarang –jika imam mengenakannya dalam perarakan sebelum misa minggu palma 


IV. BUSANA MASING-MASING PELAYAN
Imam 
  • Imam --> Jubah, Stola, Kasula pada saat Misa
  • Imam --> memakai jubbah/alba, superpil pada saat memimpin ibadat tanpa misa
  • Imam --> memakai korkap pada saat memimpin liturgy di luar misa, misalnya saat perarakan minggu palma, memberkati mempelai, megnarak sakramen Mahakudus. 
Pembagi Komuni
Para petugas pembagi komuni memakai alba dan single. Biasana ditambah Samir.

Misdinar 
Memakai alba dan single atau busana lain yang disahkan oleh Uskup
Dalam perayaan-perayaan besar, Natal, tri hari suci dan hari besar lainnya, misdinar ada juga yang memakai jubbah hitam dengan superpli di luarnya.

Lektor 
Lector – Pemazmur boleh mengenakan alba atau busana lain yang ditetapkan oleh konferensi uskup.

V. WARNA LITURGI
  • Putih --> Masa Paskah, Natal, Perayaan Tuhan Yesus, kecuali sengsara-Nya, Maria, Malaikat, Santo santa bukan martir
  • Warna putih juga bisa untuk perkawinan
  • Merah --> Minggu Palma, Jumat Agung, Para Rasul, para martir, Pentakosta, Krisma.
  • Hijau --> Masa Biasa
  • Ungu --> Adven, Prapaskah, litugi arwah
  • Hitam --> arwah, tapi jarang digunakan
  • Jingga --> Minggu Adven III, Minggu Prapaskah IV

VI. ALAT LITURGI

Piala – Calix – Cawan
  • Dibuat dari tembaga yang dilapisi emas
  • Tempat anggur yang dicampur sedikit air


Sibori 
Berasal dari bahasa latin “ciborium” yang berarti “piala dari logam”, adalah bejana serupa piala, tetapi dengan tutup d atasnya.  Sibori adalah wadah untuk roti-roti kecil yang akan dibagikan dalam Komuni kepada umat beriman.  Sibori dibuat dari logam mulia, bagian dalamnya biasa dibuat dari emas atau disepuh emas.


Piksis 
Berasal dari bahasa latin “pyx” yang berarti “kotak”, adalah sebuah wadah kecil berbentuk bundar dengan engsel penutup, serupa wadah jamkuno.  Piksis biasanya dibuat dari emas.  Piksis dipergunakan untuk menyimpan Sakramen Mahakudus, yang akan dihantarkan kepada mereka yang sakit, atau yang akan ditahtakan dalam kebaktian kepada Sakramen Mahakudus.


Monstrans
Berasal dari bahasa latin “monstrans, monstrare” yang berarti “mempertontonkan”, adalah bejana suci tempat Sakramen Mahakudus ditahtakan atau di bawa dalam prosesi.


Ampul 
Adalah dua bejana yang dibuat dari kaca atau logam, bentuknya seperti buyung kecil dengan tutup di atasnya.  Ampul adalah bejana-bejana darimana imam atau daikon menuangkan air dan anggur ke dalam piala.  Selalu ada dua ampul di atas meja kredens dalam setiap misa.


Lavabo 
Berasal dari bahasa latin “lavare” yang berarti “membasuh”, adalah bejana bernetuk seperti buyung kecil, atau dapat juga berupa mangkuk, tempat menampung air bersih yang dipergunakan Imam untuk membasuh tangan sesudah persiapan persembahan.  Sebuah lap biasanya menyertai lavabo untuk dipergunakan mengeringkan tangan imam.


Turibulum
(disebut juga Pedupaan/wiruk), berasal dari bahasa latin “thuris” yang berarti “dupa”, adalah bejana dimana dupa dibakar untuk pendupaan liturgis.


Navikula 
(disebut juga Wadah Dupa) adalah bejana tempat menyimpan serbuk dupa.  Asap dupa yang dibakar naik ke atas melambangkan naiknya doa-doa umat beriman kepada Tuhan.


Aspergillum 
Berasal dari bahasa latin “aspergere” yang berarti “merciki”, adalah sebatang tongkat pendek, diujungnya terdapat sebuah bola logam yang berlubang-lubang, dipergunakan untuk merecikkan air suci pada orang atau benda dala Asperges atau pemberkatan


Sacramentarium
Buku Misa adalah buku pegangan imam pada waktu memimpin perayaan ekaristi, berisi doa-doa dan tata perayaan Ekaristi.


Purifikatorium 
Berasal dari latin “purificatorium”, yaitu sehelai kain lenan berwarna putih berbentuk segi empat untuk membersihkan piala, sibori dan patena.  Sesudah dipergunakan, purifikatorium di lipat tiga memanjang lalu di letakkan di atas piala.


Patena 
Berasal dari bahasa latin yang artinya “piring”.  Patena, yang sekarang berbentuk bundar, datar, dan dirancang untuk roti pemimpin Perayaan Ekaristi, aslinya sungguh sebuah piring.


Palla
  • Berasal dari bahasa latin palla corporalis yang berarti kain untuk tubuh Tuhan, adalah kain lenan putih yang keras dan kaku seperti papan, berbentuk bukursangkar, dipergunakan untuk menutup piala.
  • Palla melambangkan batu makam yang digulingkan para prajurit Romawi untuk menutup pintu masuk ke makam Yesus.  Palla diletakkan di atas Patena.


Corporale
Sehelai kain lenan putih berbentuk bujursangkar dengan gambar salib kecil di tengahnya.  Seringkali pinggiran korporale di hiasi dengan renda.


VII. TATA RUANG LITURGI
MENYUSUN PERAYAAN EKARISTI KREATIF

Mempersiapkan, merancang dan melaksanakan liturgi
  • Liturgi perlu perlu dipersiapkan, pandual perlu dirancang setiapkali, pelaksanaannya perlu ditata dengan cermat.
  • Dengan demikian, liturgi menjadi menarik, tidak harus hura-hura, lucu-lucu…kalau rancangannya jelas dan alurnya jelas liturgi akan menarik.  Orang paham dengan yang dirayakan, didoakan, dan didengar dan yang ia baca, ia nyanyikan, ia santap.
Bagaimana menyusun panduan liturgi?
  • Alat tulis, computer, papan tulis, kertas (LCD)
  • Tempat arsip, binder dll tertata rapi
  • Buku tata perayaan ekaristi besar (buku Imam)
  • Sacramentarium (buku misa)
  • Buku bacaan misa 
  • Kalender liturgi tahun yang bersangkutan
  • Buku pendukung (missal panduan liturgy hari minggu dan hari raya)
  • Daftar lagu dari kelompok koor
  • Bahan katekese
  • Bahan pengumuman
Siapa yang terlibat dalam pembuatan panduan liturgi?
  • Para (coordinator) petugas yang akan merayakan misa pada hari itu
  • Tim panduan misa
  • Kabid liturgi, romo 
  • Layouter, editor
  • Salah satu menjadi koordinator
Kapan pelaksanaannya?
  • Perlu menentukan waktu dan frequensi pertemuan
  • Frequensi pertemuan
  • Dimana?
Bagaimana mekanisme pertemuannya?
  • Setelah selesai membaca, hadirin diberi kesempatan untuk merenung sejenak (5-10 menit)
  • Setelah itu peserta dipersilahkan sharing, apa yang paling mengesankan dari bacaan tadi.  Setiap peserta bisa menyampaikan satu atau dua hal.
  • Penulis mencatat setiap hal penting yang disampaikan peserta.
  • Setelah selesai kemudian diskusi untuk menentukan satu kalimat tema.  Biasanya kalimat lengkap misalnya tuhan menyayangi dan memperhatikan umat-Nya yang lapar
  • Bila sudah ketemu kalimat tersebut disederhanakan, atau dibahasakan lebih gabpang diingat, misalnya Ada Tuhan, siapa takut!!
  • Bila tema sudah ketemu, yang pertama dilakukan adalah membuat pengantar.  
  • Setelah pengantar, kemudian memiih ritus tobat (komunikasi dengan koor)
  • Membuat doa pembuka
  • Membuat doa umat
  • Membuat doa persiapan persembahan
  • Membuat doa sesudah komuni
  • Setelah semua dibuat, termasuk memasukkan dalam computer, lalu ditayangkan (dirpint out) untuk dilihat bersama.
  • Setelah semua selesai, lalu diedit dan lay out dan masuk cetak.
BEBERAPA PENGERTIAN DASAR UNTUK MERANCANG (TEKS) MISA


Ritus Pembuka
  • Nyanyian pembuka
  • Tanda salib
  • Salam
  • Pengantar 
  • Doa tobat
  • Kyrie
  • Gloria (hari minggu non adven, prapaskah, hari raya dan pesta)
  • Doa pembuka
Tanda Salib, Salam, Pengantar
  • Tujuan ritus pembuka = mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda dan merayakan ekaristi
  • Salam tanda Tuhan hadir ditengah umat, dan menampakkan Gereja yang sedang berkumpul
  • Pengantar, isi/tema Misa, bisa dibacakan ujud.  Singkat dan padat, bukan homily awal.
Tobat 
Doa tobat: mengakui kita tidak menanggapi kasih semestinya
Maka kita mohon ampun

Doa Pembuka
  • Tim liturgi dapat menyusun doa pembuka (+persiapan persembahan dan sesudah komuni)-diucapkan oleh Imam
  • Doa presidential tidak boleh diucapkan bersama-sama umat.
Struktur Doa Pembuka
I: Marilah berdoa
Hening : saat umat menyampaikan ujud doa masing-masing
I: Menyampaikan doa pembuka, isinya 
  • Sasaran doa kepada Allah Bapa
  • Pujian syukur sesuai tema pokok misteri iman yang dirayakan
  • Permohonan bagi gereja dan kita
Rumusan penutup selalu berciri TRINITAS
U: Amin

Doa Umat
Bentuk pelaksanaan imamat umum seluruh umat Umat berdoa bukan hanya untuk diri sendiri tetapi seluruh gereja semesta
Bukan renungan singkat, bukan pernyataan iman yang pendek, bukan warta berita atau komentar.
Tempat : normalnya berimandi mimbar, namun bisa melihat situasi dan kondisi tata ruang.
Kita membedakan
  • Doa Umat dalam misa kudus – ada beberapa model/pola
  • Doa permohonan di luar misa kudus – lebih bebas dan leluasa, baik bentuk maupun susunannya.
Susunan dan Urutan Doa Umat
Susunan
  • Ajakan Imam (bukan doa)
  • Usulan ujud (lector)
  • Aklamasi umat
  • Doa penutup (Imam)
Urutan ujud doa umat
  • Untuk gereja/pemimpin gereja
  • Pemimpin masyarakat
  • Orang-orang menderita
  • Jemaat setempat
Pola 1 Doa Umat (misale romawi)
Lector : bagi para pemimpin bangsa, semoga para pemimpin bangs terbuka  terhadap bimbingan roh Kudus, bekerja demi kepentingan seluruh umat manusia .  marilah kita mohon….
Umat : dengarkanlah doa kami ya Tuhan atau tinggallah beserta kami , ya Tuhan

Pola 2 Doa Umat (populer)
Lector : bagi para pemimpin bangsa, Bapa yang mahakuasa, anugerahkanlah kepada para pemimpin bangsa keterbukaan atas bimbingan Roh Kudus-Mu agar mereka bekerja demi kepentingan seluruh umat manusia.  Kami mohon.
Umat : kabulkanlah doa kami ya Tuhan

Pola 3 Doa Umat (bersama)
Lector : kami berdoa untuk para pemimpin bangsa, semoga Allah menganugerahkan kepada mereka keterbukaan terhadap bimbingan Roh Kudus agar mereka bekerja demi kepentingan seluruh umat manusia.
Umat : bantulah kami ya Allah, agar kami bersama seluruh masyarakat kami, mampu membangun kehidupan bersama yang penuh kedamaian dan kerukunan.

Sruktur Doa Persiapan Persembahan
Tanpa “Marilah Berdoa” sebab lanjutan dari “Berdoalah saudara saudari…”
Isi doa : 
  • sasaran doa kepada Allah Bapa
  • Permohonan agar persembahan roti dan anggur atau umat di persatukan dengan persembahan Kristus.
  • Varisi tetap mungkin tetapi mengandung unsur persembahan
Rumusan  penutup singkat, tidak Trinitaris
U: Amin

Struktur doa sesudah komuni
I: Marilah berdoa
Hening Sejenak
Isi Doa :
Sasaran doa kepada Allah Bapa
Pujian syukur atas ekaristi yang dirayakan 
Permohonan makna ekaristi bagi hidup sehari-hari dan perutusan
Segi eskatologis
Rumusan penutup singkat, tidak Trinitaris
U:Amin

“Setiap kali tepuk tangan terjadi di tengah liturgy yang disebabkan oleh semacam prestasi manusia, itu adalah tanda yang pasti bahwa esensi liturgy telah secara total hilang, dan telah digantikan dengan semacam pertunjukkan religious.”

Paus Benediktus XVI